SALEH DAN SUNDARI UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI KOPI KECAMATAN SUMBERWRINGIN
Kamis, Maret 04 2021 Oleh admin
Kopiraisa.com
- Kopi
merupakan tanaman yang mendorong proses intelektualitas masyarakat di
Indonesia, seperti halnya pada sejumlah masyarakat di Eropa. Petani kopi pun
pantas disebut sebagai penggerak intelektualitas.
Di Bondowoso, kopi juga
sebagai pendorong “revolusi pendidikan” bagi masyarakat yang berada di wilayah
pegunungan. Sebab perkebunan kopi yang dikembangkan sejak era Belanda mampu
memperbaiki ekonomi petaninya.
Pada masyarakat yang
hidup dari berkebun kopi, kehidupannya jauh lebih peduli lingkungan, jauh dari
persoalan kriminalitas, dan tradisi dan seninya terus terjaga. Kondisi petani kopi di
Indonesia tidak sebaiknya di masa lalu. Namun pemerintah memiliki peluang untuk
mengembangkan kopi sebagai sumber ekonomi yang berkelanjutan. Inilah yang kemudian menjadi
cita-cita sepasang suami istri yang berada di Desa Sumbergading Kecamatan
Sumberwringin. Saleh dan Sundari telah berkecipung dalam dunia perkopian sejak
awal tahun 2000-an. Mereka memiliki kebun yang merupakan pemberian dari
keluarganya. Meski sempat mengalami pasang surut, namun pada tahun 2015
berhasil memanen kopi arabika pertama hasil mereka.
Berkat kerja keras akhirnya pada
tahun 2017 didirikanlah Tsarima Coffee (dulunya bernama Tsarima Cathering).
Asal mula nama Tsarima berasal dari ke tiga nama anaknya yaitu Tsaqif, Arrij,
dan Rama. Awalnya Tsarima hanya memiliki 3 produk saja yaitu Arabica, Arabica
lanang, dan Robusta Natural, namun dalam hal kemasan mereka sudah menggunakan
aluminium foil. Seiring perkembangannya yang sangat pesat kini Tsarima Coffee
memiliki 6 jenis produk, P’Jahe Arabica adalah produk unggulan yang sudah
berhasil menduduki 10 besar se-Jatim dalam lomba inovasi olahan produk kopi. Selain
bekerja sebagai Guru, Saleh merupakan ketua kelompok usaha tani Wana agung
Sejahtera sekaligus menjabat di LPMD, LMDH, dan juga BUMDES.
Saleh selalu berperan aktif dalam
berbagai hal , utamanya bagi perkembangan desanya. “Bagi saya yang terpenting
dalam hidup itu adalah hablum minallah dan
hablum minannas,” tuturnya.
Sejalan dengan cita-cita Saleh,
Sundari juga memiliki misi yang mulia untuk menyejahterahkan para perempuan
yang ada di Sumberwringin. Harapan ini Sundari tuangkan dalam kelompok yang bernama
Srikandi Kopi.
Srikandi Kopi terdiri dari istri petani
Kopi Kluster Java Ijen Raung pada 2018 sebagai wadah peningkatan pereknomian
yang bergerak di sektor hilir Kopi Bondowoso.
“Ketika berbicara kopi, perempuan sangat memegang peran penting dari hulu
ke hilir, tapi belum banyak yang memperhatikan itu,” ungkap Sundari. Dari
Srikandi Kopi ini pula Sundari berharap akan menjadi cikal bakal munculnya
banyak produk inovasi berbahan dasar kopi.
Diawal berdirinya ada sebanyak 15
anggota, namun semenjak pandemi kelompok ini mulai mengalami mati suri. Ini
yang kemudian semakin memacu Sundari untuk menghidupkan kembali Srikandi Kopi. Kini
sudah memiliki 3 produk, yaitu masker kopi, lulur kopi, dan sabun kopi. “Ini
saatnya bagi perempuan dalam kelompok Srikandi kopi untuk mengepakkan sayap
lebih luas dalam menduniakan kopi Bondowoso,” tuturnya.
Kisah sepasang suami istri ini
perlunya menjadi cambukan bagi kita semua bahwa usia bukanlah sebuah halangan
untuk tetap menanam kebaikan terutama bagi orang disekitar kita. Mereka memiliki
harapan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup seluruh petani
kopi yang ada di Kecamatan Sumberwringin.