Responsive image

JHON SARYAN SOEKARDJO : PELOPOR PETANI KOPI KLASTER ARABIKA DI DESA SUKOREJO

Kopiraisa.com - Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin yang berjarak sekitar 30 km dari dataran tinggi Ijen yang dikelola oleh PTPN XII mengilhami salah satu petaninya yang bernama John Saryan Sukardjo untuk menanami kebun miliknya dengan tanaman kopi yang sama dengan yang ditanam oleh PTPN XII yakni Cluster kopi Arabika. John Saryan Sukardjo patut diberi julukan sebagai tokoh kopi Arabika di Kabupaten Bondowoso. Hal ini tidak terlepas dari upayanya untuk memaksa para petani untuk menanam Kopi Arabika, sekaligus sebagai pioner penanaman kopi Arabika seperti yang ditanam oleh PTPN XII.

Di usia yang hampir menginjak 60 tahun, Jon masih akrab dengan kopi. Sorot matanya masih semangat kala berbicara soal kopi. Sukardjo merupakan satu dari lima petani kopi di Sumberwringin.

Bagi Sukardjo, kopi tak hanya menjadi sumber penghasilan, tapi merupakan lambang kebanggaan. Sukardjo telah menanam kopi sejak tahun 80an. Berkat kopi itu pula, Sukardjo berhasil mengantarkan buah hatinya mendapatkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Beliau dapat dikatakan senior ketika berbicara dunia perkopian di kawasan Sumberwringin karena sudah merintis usaha kopi sejak tahun 1986 sekaligus mempelopori berdirinya kelompok tani kopi rakyat pertama di Kecamatan Sumberwringin.

“Begitu saya lahir, kebun sudah ada. Pada 1986 saya bersama teman-teman mendirikan kelompok kecil agar petani bisa saling kerjasama. Saya kalau cerita dari awal ingat perjuangan masa lalu saya pasti menangis, terharu karena tidak menyangka kopi dan jerih payah kita bisa seperti sekarang, ini kebanggaan untuk kami,” kata Sukardjo.

Pada tahun 2011, Pakde Kardjo sapaan akrabnya membuat sebuah produk kopi bernama ‘Gunung Kembar’. Nama ini terinspirasi dari 2 gunung , yaitu Gunung Ijen dan Gunung Raung. Produk kopi Gunung Kembar memiliki berbagai jenis kopi yaitu Kopi Arabika Madu, Robusta, Arabika, Kopi Luwak dan Kopi Lanang. Pada tahun ini pula, produk beliau pernah diekspor menembus pasar eropa yaitu di Swiss. Bahkan perusahaan kopi Italis yaitu Quintino’s pernah bermitra dengan beliau. Kediaman beliau pun sering didatangi oleh turis yang melakukan studi banding tentang kopi.

Keahlian beliau dalam meracik kopi mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara pendukung meracik kopi dengan peserta terbanyak.

Usaha yang beliau lakukan berhasil membuahkan hasil dengan mulai berfokusnya penanaman kopi kluster Arabika yang ternyata mampu menandingi produk unggulan perusahaan perkebunan besar (PTPN XII) yang menguasai dataran tinggi Ijen. Berkat beliau saat ini banyak para petani kopi sudah memiliki produk kopi arabika Java Ijen Raung yang bisa kita nikmati cita rasanya hingga sekarang.