JHON SARYAN SOEKARDJO : PELOPOR PETANI KOPI KLASTER ARABIKA DI DESA SUKOREJO
Senin, Maret 01 2021 Oleh admin
Kopiraisa.com - Desa Sukorejo Kecamatan
Sumberwringin yang berjarak sekitar 30 km dari dataran tinggi Ijen yang
dikelola oleh PTPN XII mengilhami salah satu petaninya yang bernama John Saryan
Sukardjo untuk menanami kebun miliknya dengan tanaman kopi yang sama dengan
yang ditanam oleh PTPN XII yakni Cluster kopi Arabika. John Saryan Sukardjo
patut diberi julukan sebagai tokoh kopi Arabika di Kabupaten Bondowoso. Hal ini
tidak terlepas dari upayanya untuk memaksa para petani untuk menanam Kopi
Arabika, sekaligus sebagai pioner penanaman kopi Arabika seperti yang ditanam
oleh PTPN XII.
Di usia yang hampir menginjak 60
tahun, Jon masih akrab dengan kopi. Sorot matanya masih semangat kala berbicara
soal kopi. Sukardjo merupakan satu dari lima petani kopi di Sumberwringin.
Bagi Sukardjo, kopi tak hanya
menjadi sumber penghasilan, tapi merupakan lambang kebanggaan. Sukardjo telah
menanam kopi sejak tahun 80an. Berkat kopi itu pula, Sukardjo berhasil
mengantarkan buah hatinya mendapatkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.
Beliau dapat dikatakan senior ketika
berbicara dunia perkopian di kawasan Sumberwringin karena sudah merintis usaha
kopi sejak tahun 1986 sekaligus mempelopori berdirinya kelompok tani kopi
rakyat pertama di Kecamatan Sumberwringin.
“Begitu saya lahir, kebun sudah
ada. Pada 1986 saya bersama teman-teman mendirikan kelompok kecil agar petani
bisa saling kerjasama. Saya kalau cerita dari awal ingat perjuangan masa lalu
saya pasti menangis, terharu karena tidak menyangka kopi dan jerih payah kita
bisa seperti sekarang, ini kebanggaan untuk kami,” kata Sukardjo.
Pada
tahun 2011, Pakde Kardjo sapaan akrabnya membuat sebuah produk kopi bernama ‘Gunung
Kembar’. Nama ini terinspirasi dari 2 gunung , yaitu Gunung Ijen dan Gunung
Raung. Produk kopi Gunung Kembar memiliki berbagai jenis kopi yaitu Kopi Arabika
Madu, Robusta, Arabika, Kopi Luwak dan Kopi Lanang. Pada tahun ini pula, produk
beliau pernah diekspor menembus pasar eropa yaitu di Swiss. Bahkan perusahaan
kopi Italis yaitu Quintino’s pernah bermitra dengan beliau. Kediaman beliau pun
sering didatangi oleh turis yang melakukan studi banding tentang kopi.
Keahlian
beliau dalam meracik kopi mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
sebagai penyelenggara pendukung meracik kopi dengan peserta terbanyak.
Usaha
yang beliau lakukan berhasil membuahkan hasil dengan mulai berfokusnya
penanaman kopi kluster Arabika yang
ternyata mampu menandingi produk unggulan perusahaan perkebunan besar (PTPN
XII) yang menguasai dataran tinggi Ijen. Berkat beliau saat ini banyak para
petani kopi sudah memiliki produk kopi arabika Java Ijen Raung yang bisa kita
nikmati cita rasanya hingga sekarang.